Breaking News

Friday, February 12, 2016

LEGENDA DI BALIK PESONA WADUK DARMA "KUNINGAN"

Sebelum Waduk Darma dibuat oleh Belanda di tahun 1922, ternyata waduk ini sudah menjadi situ/danau kecil, dan sebagian merupakan area persawahan dan pemukiman penduduk setempat. Waduk Darma adalah waduk atau danau yang terletak di  Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan saat ini menjadi tempat wisata yang sangat mempesona. Keindahan dari waduk darma semakin lengkap karena di kelilingi oleh hamparan alam pegunungan yang asri dan sejuk. Hampir setiap hari, terutama pada hari libur, banyak sekali pengunjung dari berbagai daerah di Nusantara menghabiskan waktunya di Waduk Darma. Selain untuk menikmati keindahan alam yang ditawarkan, ternyata ada cerita mistik dibalik pesona waduk darma  yang dapat membuat orang dibuat penasaran olehnya.

Legenda di Balik Pesona Waduk Darma - Kuningan.

Menurut cerita masyarakat sekitar, pada zaman wali Waduk Darma sudah dibuat untuk bendungan atau situ yang ukuranya lumayan cukup besar. Awal mula yang membangun Waduk ini adalah Mbah Satori atau Mbah Dalem Cageur dan air yang digunakan untuk mengairinya berasal dari mata air Cihanyir yang berada tepat di tengah Waduk Darma dan berasal pula dari hulu sungai Cisanggarung.

Konon, tujuan dibangunya bendungan atau waduk ini adalah untuk tempat bermain putranya, Pangeran Gencay dan juga untuk menyalurkan Hobi dari si Mbah Dalem yaitu memelihara ikan.



Dalam pembuatanya, Mbah Dalem tidak sedikit mengerahkan tenaga dari para pasukanya, sehingga memerlukan jamuan atau hidangan yang cukup banyak.

Menurut cerita rakyat, untuk menanak nasinya saja, Mbah Dalem menggunakan sebuah bukit yang berada di sebelah desa Darma dan sampai saat ini bukit tersebut dikenal dengan sebutan bukit Pangliwetan.

Tidak hanya itu saja, bekas untuk menjamu para pekerja sampai saat ini juga masih ada peninggalanya yang berupa seonggokan tanah yang berbentuk Nasi Tumpeng. Anehnya, onggokan tanah tersebut sejak dahulu hingga saat ini tidak pernah hilang meskipun berkali-kali digenangi oleh air hujan.

Setelah Waduk Darma selesai sibangung, Mbah Dalem juga membuat sebuah perahu yang terbuat dari papan kayu jati dengan ukuran yang besar. Tujuan dibuatnya perahu itu adalah tidak lain untuk bermain anaknya juga si Pangeran Gencay. Siang malam, Pangeran Gencay dan para rekanya bermain di Waduk menggunakan Perahu tersebut. Di saksikan oleh para penduduk, irama gamelan juga melengkapi suasana saat sang Pangeran bermain. Konon, tempat para penduduk memainkan gamelan diberi nama "Muncul Goong".

Kebahagian Mbah Dalem beserta anaknya Pangeran Gencay tidak selamanya berjalan sesuai harapan. Pada suatu malam, tepatnya pada saat bulan purnama, Pangeran Gencay sedang bersama pengasuhnya yang lagi bersenang-senang menaiki perahu mengalami kecelakaan dan pada akhirnya hilang tenggelam.

Untuk mencari anak kesayanganya, Mbah Dalem memerintahkan pasukanya untuk menjebol Waduk Darma dan tidak boleh diari lagi. Setelah ditemukan, jenazah pangeran dibawa ke suatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama "Munjul Bangke".

No comments:

Post a Comment

Designed By